Monday, June 24, 2013

Dampak Kenaikan Harga BBM

Jakarta – Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menaikan harga bahan bakar minyak jenis bensin (premium) dan solar, hal ini dilakukan guna menghemat anggaran negara yang habis terkuras untuk subsidi BBM yang lebih dinikmati oleh kalangan menengah keatas. Mengingat sekitar 80% anggaran negara untuk subsidi BBM “tidak tepat sasaran” maka pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengurangi jumlah anggaran subsidi BBM.


Penghematan kas negara ini rencananya akan dialokasikan untuk bidang lain yang lebih tepat sasaran (selama tidak ada praktik KKN.red) yaitu untuk bidang kesehatan, pendidikan, dan untuk mengentaskan daerah-daerah terpencil dari ketertinggalan dan kemiskinan. Sekali lagi kita sebagai rakyat yang patuh membayar pajak tepat waktu menginginkan agar alokasi anggaran subsidi BBM tepat sasaran dan tidak masuk kedalam kantong-kantong manusia bejat tak bermoral (tikus kantor.red). Untuk itu saya secara pribadi mengharapkan transparansi yang sejelas-jelasnya tentang kemana uang dalam jumlah yang cukup besar ini akan disalurkan.

Seperti kita ketahui bersama, BBM bersubsidi jenis primium naik 44,44% dari harga sebelumnya adalah Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.500 , kenaikan harga premium ini sangat dirasakan oleh pengguna sepeda motor. Kenaikan premium sebesar 2.000 rupiah per liter ini memang cukup memberatkan pengguna sepeda motor yang rata-rata adalah para pekerja pabrik golongan ekonomi menengah kebawah. Dari beberapa curhatan pengguna sepeda motor dengan kami, sebagian besar dari mereka memang dapat menerima naiknya harga minya hanya saja karena upah minimum yang mereka terima per bulannya untuk harga premium sekarang sudah tidak seimbang lagi. Sekedar contoh kecil mereka yang biasanya menghabiskan uang sebesar Rp. 10.000 per harinya untuk transportasi kini harus mengeluarkan dana sebesar Rp. 15.000 hanya untuk transportasi saja, pembengkakan biaya transportasi yang hampir 50 persen ini terpaksa mereka ambil dari dana yang semestinya untuk kebutuhan lainnya.

Selain premium, solar bersubsidi juga mengalami kenaikan 22,22% dari harga jual SPBU sebelumnya adalah Rp. 4.500 menjadi Rp. 5.500 per liternya. Solar yang merupakan bahan bakar untuk transportasi barang ini langsung disambut dengan naiknya harga-harga di pasaran, baik harga sembako maupun barang penunjang lainnya. Solar juga merupakan bahan bakar untuk perahu motor milik nelayan-nelayan kecil, jumlah nelayan yang kini sudah mulai mengalami penurunan akan semakin turun lagi dengan ikut turunnya tingkat kesejahteraan mereka. Pemerintah harus segera mengambil tindakan yang nyata untuk menyelamatkan nasib para nelayan nasional jika mau hasil laut Indonesia tetap dikelola oleh nelayan dalam negeri.

Secara umum kenaikan harga yang sangat tinggi bukan hanya dipicu oleh naiknya harga bahan bakar minyak bersubsidi saja, melainkan sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa harga bahan kebutuhan pokok akan naik menjelang bulan ramadhan dan idul fitri. Semoga harga barang yang sudah naik sekarang tidak naik lagi ketika ramadhan telah tiba. Sekian berita ini saya sampaikan langsung dari depan komputer, saya triple zet selamat malam.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

Silahkan tanggapi artikel ini dengan bahasa yang baik dan benar

Note: Only a member of this blog may post a comment.