Jakarta – Pemerintah
Indonesia telah memutuskan untuk menaikan harga bahan bakar minyak
jenis bensin (premium) dan solar, hal ini dilakukan guna menghemat
anggaran negara yang habis terkuras untuk subsidi BBM yang lebih
dinikmati oleh kalangan menengah keatas. Mengingat sekitar 80%
anggaran negara untuk subsidi BBM “tidak tepat sasaran” maka
pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengurangi jumlah anggaran
subsidi BBM.
Penghematan kas negara
ini rencananya akan dialokasikan untuk bidang lain yang lebih tepat
sasaran (selama tidak ada praktik KKN.red)
yaitu untuk bidang kesehatan, pendidikan, dan untuk mengentaskan
daerah-daerah terpencil dari ketertinggalan dan kemiskinan. Sekali
lagi kita sebagai rakyat yang patuh membayar pajak tepat waktu
menginginkan agar alokasi anggaran subsidi BBM tepat sasaran dan
tidak masuk kedalam kantong-kantong manusia bejat tak bermoral (tikus
kantor.red). Untuk itu
saya secara pribadi mengharapkan transparansi yang sejelas-jelasnya
tentang kemana uang dalam jumlah yang cukup besar ini akan
disalurkan.
Seperti
kita ketahui bersama, BBM bersubsidi jenis primium naik 44,44% dari
harga sebelumnya adalah Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.500 , kenaikan harga
premium ini sangat dirasakan oleh pengguna sepeda motor. Kenaikan
premium sebesar 2.000 rupiah per liter ini memang cukup memberatkan
pengguna sepeda motor yang rata-rata adalah para pekerja pabrik
golongan ekonomi menengah kebawah. Dari beberapa curhatan pengguna
sepeda motor dengan kami, sebagian besar dari mereka memang dapat
menerima naiknya harga minya hanya saja karena upah minimum yang
mereka terima per bulannya untuk harga premium sekarang sudah tidak
seimbang lagi. Sekedar contoh kecil mereka yang biasanya menghabiskan
uang sebesar Rp. 10.000 per harinya untuk transportasi kini harus
mengeluarkan dana sebesar Rp. 15.000 hanya untuk transportasi saja,
pembengkakan biaya transportasi yang hampir 50 persen ini terpaksa
mereka ambil dari dana yang semestinya untuk kebutuhan lainnya.
Selain
premium, solar bersubsidi juga mengalami kenaikan 22,22% dari harga
jual SPBU sebelumnya adalah Rp. 4.500 menjadi Rp. 5.500 per liternya.
Solar yang merupakan bahan bakar untuk transportasi barang ini
langsung disambut dengan naiknya harga-harga di pasaran, baik harga
sembako maupun barang penunjang lainnya. Solar juga merupakan bahan
bakar untuk perahu motor milik nelayan-nelayan kecil, jumlah nelayan
yang kini sudah mulai mengalami penurunan akan semakin turun lagi
dengan ikut turunnya tingkat kesejahteraan mereka. Pemerintah harus
segera mengambil tindakan yang nyata untuk menyelamatkan nasib para
nelayan nasional jika mau hasil laut Indonesia tetap dikelola oleh
nelayan dalam negeri.
Secara
umum kenaikan harga yang sangat tinggi bukan hanya dipicu oleh
naiknya harga bahan bakar minyak bersubsidi saja, melainkan sebentar
lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan. Sudah bukan rahasia umum
lagi bahwa harga bahan kebutuhan pokok akan naik menjelang bulan
ramadhan dan idul fitri. Semoga harga barang yang sudah naik sekarang
tidak naik lagi ketika ramadhan telah tiba. Sekian berita ini saya
sampaikan langsung dari depan komputer, saya triple zet selamat
malam.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tanggapi artikel ini dengan bahasa yang baik dan benar
Note: Only a member of this blog may post a comment.