Thursday, March 21, 2013

Active Income dan Passive Income - Budaya Investasi Untuk Masa Depan

Triple Zet - Meski pertumbuhan Indonesia masih menunjukkan tren yang positif dan kalangan menengah Indonesia juga terus menunjukkan pertumbuhan tiap tahunnya tetapi hanya beberapa orang saja yang mau menginvestasikan uangnya, mengapa hal ini terjadi? "karena kurangnya pengetahuan mereka tentang bisnis investasi dan mereka masih takut melakukan investasi karena banyak bisnis investasi yang kolaps kemudian kabur meninggalkan nasabahnya".

Sebagian besar orang terkaya di dunia (bahkan bisa dibilang semuanya), mendapatkan kekayaannya melalui investasi. Sebut saja R Budi Hartono dan Chairul Tanjung (Orang terkaya di Indonesia versi majalah forbes - 2013) mereka menginvestasikan uangnya sehingga mereka bisa menjadi sekaya sekarang.

Apa itu "Active Income dan Passive Income"..???

Active Income adalah penghasilan yang didapatkan karena kita mengerjakan suatu pekerjaan / proyek, yang masuk dalam kategori ini adalah gaji dan laba perusahaan. Sedangkan Passive Income adalah sumber penghasilan yang kita miliki karena kita menanamkan modal ke sebuah perusahaan atau lembaga, investasi berjangka atau penanaman modal adalah yang paling populer untuk kategori ini.

Investasi paling populer saat ini adalah foreks (mata uang asing) dan investasi emas berjangka. Jika kalian berminat untuk melakukan investasi saran saya adalah pelajari terlebih dahulu jenis investasi Anda, pelajari juga resikonya. Jangan cepat tergiur oleh keuntungan yang ditawarkan. Karena binis investasi itu memiliki resiko yang lumayan besar.

Berikut adalah petikan berita yang saya ambil dari kompas.com tentang kiat berinvestasi :
Kunci pertama, jangan mudah tergiur dengan iming-iming besar dalam berinvestasi. Bukan saja tingkat return itu mesti dibandingkan dengan imbal hasil risiko yang tinggi tetapi sudah populer seperti saham, misalnya. Tetapi juga mesti dipahami bahwa dalam investasi, harapan untuk mendapatkan hasil tinggi berarti juga siap menerima risiko tinggi. Tidak pernah ada sejarahnya return tinggi dengan risiko rendah.

Selanjutnya, tingkat kemampuan menerima risiko tersebut juga mesti disesuaikan dengan karakter investor. Kalau investor adalah penghindar risiko, maka ketika memilih menempatkan uang dalam satu investasi yang berisiko tinggi, ia bisa disebut sebagai melawan ”khitah” dan sudah keliru sejak awal.

Yang jauh lebih penting, berinvestasi sangat terlarang jika dilakukan dengan niat serakah, dalam arti ingin untung besar dalam waktu singkat. Jika investasi sudah dimulai dengan perilaku serakah, disadari atau tidak, besar kemungkinan investasi akan gagal.

Kedua, investasi merupakan kegiatan di sektor keuangan yang mesti taat kaidah. Yang paling dasar bahwa penyelenggara investasi tersebut mengantongi izin melaksanakan kegiatan investasi sesuai aturan. Jika investasi dilakukan di pasar modal atau terkait dengan kegiatan pasar modal, penyelenggaranya mesti memiliki izin yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal. Demikian juga jika kegiatan berbau ”komoditas”, kegiatan investasi harus ada izin dari otoritas bursa berjangka.

Selain hal di atas, tentu masih banyak faktor lain. Namun, yang terpenting adalah hilangkan unsur serakah dan kemudian berinvestasi di perusahaan yang memiliki izin sebagai pengelola investasi alias legal. Jika kedua hal tersebut tidak bisa dipenuhi, ujung-ujungnya pasti adalah kegagalan.

(Elvyn G. Masassya, praktisi keuangan)

Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit pelajaran bagi kalian. Terimakasih telah mengikuti artikel kami.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

Silahkan tanggapi artikel ini dengan bahasa yang baik dan benar

Note: Only a member of this blog may post a comment.